PENDAHULUAN
Masalah yang paling menonjol dalam pemeliharaan Unggas (ayam) adalah tingginya angka kematian pada anak ayam di bawah umur dua bulan yang diakibatkan serangan penyakit, pada usia ini kondisi ayam masih sangat rentan dan masih mudah dipengaruhi oleh berbagai unsur pencetus penyakit, seperti perubahan cuaca, kebersihan kandang dan peralatan serta kesalahan dalam pemberian pakan.
Cuaca hujan dan dingin menyebabkan pilek sedangkan cuaca terlalu panas dan kering menyebabkan dehidrasi, kandang yang kotor mudah menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Adapun beberapa jenis penyakit yang sering menimbulkan kematian pada ayam yang disebabkan oleh virus adalah sebagai berikut.
GUMBORO (Infectious Bursal Disease)
a. Pengenalan
Penyakit Gumboro disebut juga Infectious Bursal Disease (IBD) atau Avian Nephrosis.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menciri terhadap keluarga Birnaviridae, penularan
sangat cepat, akut, menyerang anak ayam usia 2 – 14 minggu.
b. Penularan
Penularan paling sering terjadi melalui pencemaran lingkungan oleh virus yang keluar
bersama tinja anak ayam yang terserang.
c. Gejala Klinis
Gejala pertama yang terlihat berupa penurunan konsumsi pakan dan minum, bulu kusam,
diare yang melendir yang mengotori bulu pantat, lesu, tidur dengan paruh diletakkan di lantai.
Bentuk klinis dijumpai pada anak ayam berumur 4 – 8 minggu dan bentuk subklinis pada anak
ayam berumur 3 minggu dan tidak menimbulkan kematian, tetapi telah terjadi kerusakan
terhadap sistem pembentukan zat kebalnya. Angka kematian bila tanpa komplikasi denagn
penyakit lain bervariasi antara 5 – 80%, sedangkan angka kesakitan dapat mencapai 100%.
Anak ayam mungkin tidak mati, tetapi tetap kurus dan lebih rentan terhadap inveksi
sekunder yang terjadi dikemudian hari. Virus Gumboro merusak sistem kekebalan tubuh
d. Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan terhadap penyakit ini tidak berhasil guna. Usaha pengobatan yang paling epektif
adalah tindakan vaksinasi. Program vaksinasi yang baik dapat membantu menurunkan
kejadian penyakit. Bangkai ayam yang mati dan tinja ayam yang sakit karena Gemboro harus
dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
PENYAKIT TETELO ( Newcastle Disease, Avian Pneumoencephalitis)
a. Pengenalan
Penyakit Tetelo atau Newcastle Disease (ND) adalah penyakit akut pada unggas yang menular
secara cepat dan menyebabkan timbulnya gangguan pernapasan yang sering diikuti oleh
gangguan syaraf serta diare. Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyco yang bervariasi
keganasannya mulai dari sangat tinggi (velogenik) sampai cukup tinggi (mesogenik) atau
sangat rendah (lentogenik).
b. Penularan
Virus ND disebarkan selama masa tunas, virus berada di udara pernapasan, tinja, pada ayam
yang sakit dan pada bangkai ayam yang mati karena ND. Ayam yang sakit dapat tertular
melalui udara dan melalui pakan atau air minum yang tercemar. Penyebaran penyakit dapat
pula melalui burung peliharaan atau burung liar yang berada di sekitar atau masuk ke dalam
kandang.
c. Gejala Klinis
Tanda klinis sangat tergantung dari keganasan virus yang menginfeksi yaitu :
- Inveksi virus lentogenik menunjukan gejala yang ringan disertai penurunan produksi telur
dan tidak terjadi gangguan syaraf.
- Inveksi virus mesogenik menimbulkan gangguan pernapasan seperti sesak napas, mengap –
mengap, batuk dan bersin, produksi telur menurun, terjadi penurunan daya tetas, angka
kematian pada anak ayam mencapai 10%, pada ayam dewasa mungkin tidak mengakibatkan
kematian.
- Infeksi virus velogenik menyebabkan ayam kehilangan napsu makan, diare kehijau –
hijauan, sesak nafas, ngorok, ayam mungkin menderita kelumpuhan sebagian atau total dan
sering terjadi tortikalis. Produksi telur menurun atau berhenti. Angka kematian dapat
mencapai 100%.
d. Pencegahan dan Pengobatan
Ayam yang menderita ND tidak dapat diobati. Usaha pencegahan yang paling epektif adalah
melakukan vaksinasi. Ayam yang pernah terjangkit harus dimusnahkan karena dapat
bertindak sebagai sumber penyakit.
BRONKHITIS MENULAR (Infectious Bronchitis)
a. Pengenalan
Penyakit Infectious Bronchitis (IB) atau Bronkhitis Menular pada unggas adalah suatu
penyakit yang menyerang alat pernapasan. Penyebabnya adalah virus corona. Ayam yang
terserang penyakit ini secara menciri ditandai oleh kesulitan bernapas dan mengap – mengap
diikuti oleh penurunan produksi telur secara tajam. Penyakit ini menyerang pada ayam muda.
b. Penularan
Penularan dapat terjadi melalui udara yang mengandung partikel virus yang berasal dari
hidung dan tenggorokan unggas yang terserang oleh penyakit ini. Ayam yang sembuh masih
mengandung virus dalam waktu satu bulan dan tetap tinggal kebal tetapi tidak sebagai
pembawa sifat yang abadi.
c. Gejala Klinis
Infeksi virus IB terjadi sangat cepat dan penularannya kepada hewan lainpun berlangsung
sangat cepat. Angka kesakitan dapat mencapai 100%, tetapi angka kematian mungkin tidak
ada apabila tidak ada komplikasi dengan penyakit lain. Ayam yang terserang mengalami nafsu
makan dan minumnya menurun, ayam muda bernafas terengah – engah dan mengap –
mengap. Produksi telur menurun tajam atau dapat terhenti sama sekali. Apabila sehat kembali
produksi telur naik sedikit demi sedikit akan tetapi tetap pada rata – rata yang rendah.
Kerabang telur menjadi besar atau bentuknya abnormal. Akibat lain yang mungkin timbul
adalah penyembuhan saluran telur.
d. Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan terhadap IB tidak spesifik, penggunaan antibiotik dapat dilakukan selama 3 – 5
hari untuk memerangi infeksi ikutan. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian
vaksinasi. Kejadian penyakit dapat dikurangi dengan perbaikan tatalaksana peternakan,
pemberian makanan dan minuman yang baik serta keadaan lingkungan peternakan dan
perkandangan harus bersih dan sehat.
INFLUENSA UNGGAS (Avian Influenza)
a. Pengenalan
Influensa Unggas atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit pernafasan menular yang
disebabkan oleh virus orthomyxo. Unggas yang terserang oleh penyakit ini menampakkan
gejala – gejala gangguan pernafasan, murung, nafsu makan dan minum menurun.
b. Penularan
Diantara jenis unggas peliharaan, kalkun paling sering terserang. Infeksi dapat terjadi melalui
alat peternakan dan kontak langsung dengan hewan yang terjangkit.
c. Gejala Klinis
Ada dua bentuk influensa yang dikenal, yaitu (1) bentuk ringan yang mengakibatkan
kemurungan, gangguan pernafasan dan diare. (2) bentuk akut menyebabkan radang kantung
hawa dan radang sinus dengan getah radang mengkeju. Ayam muda dapat tercekik karena
sumbatan getah radang pada saluran pernafasan. Pada ayam bibit, produksi telur dapat
menurun secara cepat dan dapat penurunan daya tetas.
d. Pencegahan dan Penobatan
Tidak ada pengobatan yang khusus. Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi dan
kebersihan kandang yang memadai, pengasingan terhadap unggas yang sakit serta menghidari
perbedaan umur dalam kelompok dapat membantu memperbaiki keadaan. Penyakit ini dapat
sembuh secara spontan.
Tindakan vaksinasi dapat dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit Influensa unggas
JALAN RAYA LOJI KM. 35 JATIWANGI 45454 KAB. MAJALENGKA TELP. & FAX. (0233) 881622
TUGAS POKOK
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 54 tahun 2002 tentang Tugas Pokok, Fungsi & Rincian Tugas pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, tugas pokok Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi adalah Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Pengembangan, Pelayanan & Pelatihan Peternakan.
FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi memiliki fungsi yaitu Pengelolaan di Bidang Pengembangan Perbibitan Ternak.
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 54 tahun 2002 tentang Tugas Pokok, Fungsi & Rincian Tugas pada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, tugas pokok Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi adalah Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Pengembangan, Pelayanan & Pelatihan Peternakan.
FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi memiliki fungsi yaitu Pengelolaan di Bidang Pengembangan Perbibitan Ternak.
************************************************************************
|
PENDAHULUAN
Salah satu sumber pendapatan keluarga di pedesaan adalah dengan cara melaksanakan pemeliharaan ternak itik secara tradisional, yaitu dengan cara diumbar di sekitar halaman rumah. Jumlah ternak yang dipelihara relatif sedikit, yaitu kurang lebih 20 ekor induk itik, sehingga produktivitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara pemeliharaan yang lebih insentif.
Faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas ternak itik diantaranya :
1. Sistem pemeliharaan yang seadanya, sehingga pemberian pakan terhadap ternak itik belum
memenuhi kecukupan dan kebutuhan gizinya.
2. Peternak belum menyadari bahwa ternak itik yang dipelihara dapat menjadi sumber
penghasilan yang memadai, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya
apabila dilaksanakan secara optimal.
3. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan peternak mengenai teknologi-teknologi yang
dianjurkan, yang dapat diaplikasikan pada ternak itik.
Akhir-akhir ini usaha peternakan itik semakin banyak diminati sebagai salah satu alternatif usaha peternakan unggas penghasil telur yang sangat menguntungkan khususnya dengan pemeliharaan secara intensif. Namun demikian, perlu diingat bahwa budidaya ternak itik tidak mudah, hal ini terutama disebabkan karena bibit ternak itik yang ada selama ini bukan merupakan bibit ternak yang sepenuhnya telah dijinakkan dan masih banyak faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi performa itik. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak itik perlu adanya suatu program pengembangan budidaya ternak itik yang dapat diaplikasikan kepada para peternak sehingga pengetahuan, sikap dan keterampilannya meningkat.
BAB I
PEMILIHAN BIBIT
PEMILIHAN BIBIT
Pemilihan bibit ternak itik adalah suatu tindakan untuk memilih ternak-ternak yang disukai dengan berbagai pertimbangan dan menyingkirkan ternak-ternak yang tidak disukai.
Tujuan pemilihan bibit ternak itik adalah untuk memperbaiki mutu ternak tersebut tanpa memasukan darah baru kedalam ternak yang ingin diperbaiki mutunya, sehingga kemurniannya akan tetap terjaga yang akhirnya diperoleh bibit yang lebih baik.
Cara pemilihan bibit ternak itik antara lain berpedoman kepada :
a. Menelaah sifat individu bibit ternak melalui pengelanan jenis ternak itik.
b. Silsilah keturunan.
c. Berdasarkan keadaan luar dan umur ternak.
Sifat Individu Bibit Ternak
Sifat individu bibit ternak yang akan dipelihara dapat dilakukan melalui pengenalan jenis
ternak itik, misalnya :
a. Itik Mojosari
- Merupakan tipe petelur.
- Produksi telur bisa mencapai 200-210 butir / ekor / tahun.
- Bertelur pertama usia 5 bulan.
- Bobot telur 60-65 gram.
- Produktivitasnya bisa mencapai 80%.
- Bobot badan jantan ±1,5 Kg dan betina 1,2 Kg.
b. Itik Alabio
- Merupakan tipe petelur yang produktif.
- Produksi telur bisa mencapai 180-190 butir / ekor / tahun.
- Berat telur rata-rata 65-70 gram / butir.
- Bobot badan jantan 1,5-1,8 Kg dan betina 1,3-1,5 Kg.
- Merupakan itik lokal Kalimantan Selatan.
c. Itik Tegal / Rambon
- Merupakan tipe petelur.
- Produksi telur bisa mencapai 180 butir / ekor / tahun.
- Berat telur berkisar antara 65-70 gram / butir.
- Bertelur pertama usia 6 bulan.
- Ciri khusus tubuhnya tegak lurus menyerupai botol.
Silsilah Keturunan
Dalam memilih bibit ternak itik yang akan dipelihara perlu menelaah silsilah keturunannya. Penilaian silsilah keturunan ini adalah :
- Induk dan bapaknya mempunyai anak yang selalu mulus dan tidak cacat sejak lahir.
- Induk dan bapaknya mempunyai anak yang cepat pertumbuhannya.
- Induk dan bapaknya mempunyai anak yang prestasi produksinya baik.
Berdasarkan Keadaan Luar dan Umur
Penilaian keadaan ternak dari luar dapat dilakukan melalui pengamatan kesehatan ternak, umur dan keadaan luar ternak.
- Kesehatan Ternak
- Umur
Ternak Itik yang akan dipelihara dan dikembangbiakan perlu dilihat umur ternak tersebut. Umur ternak dapat dilihat melalui catatan rekording yaitu melalui tanggal tetasnya atau kapan ternak tersebut mulai bertelur, dengan demikian dapat diperkirakan umur ternak tersebut. Biasanya umur ternak itik mulai bertelur pada umur 6 bulan. Untuk Jantan sebagai bibit umur 8-12 bulan dan betinanya umur 6-7 bulan.
A. Keadaan Luar Ternak
Keadaan luar ternak dapat dilihat antara lain :
a. Itik Betina Petelur
- Badan ramping seperti botol
- Berdiri tegak lurus
- Leher panjang dan kecil
- Warna bulu cerah mengkilat
- Sehat dan tidak cacat
- Mata terang dan jernih
- Suara nyaring
- Waktu bergerak posisinya tegak dan lincah
b. Itik Pejantan
- Bentuk tubuh besar dan kuat
- Berbulu lebat dan mengkilat, tidak kusut
- Gerakan lincah dan gesit dengan jalan tegak
- Mata terang bersinar
- Sehat dan tidak cacat
c. Anak Itik
- Bulu kering dan halus
- Dubur dan pusar kering
- Kaki kuat dan berdiri tegak
- Mata jernih dan bersinar
- Pergerakannya lincah
- Sehat dan tidak cacat
- Berasal dari keturunan Itik sehat
BAB II
PERKANDANGAN
Kandang berperan penting untuk melindungi ternak dari cuaca buruk, seperti hujan, panas dan dingin. Menjaga ternak dari gangguan binatang buas dan memudahkan pengumpulan telur dan pupuk kandang serta memudahkan pemeliharaan sehari-hari, pengawasan terhadap penyakit dan seleksi.
Syarat Kandang
- Lokasi kandang harus lebih tinggi dari sekitarnya, tidak becek, tidak lembab dan tidak
tergenang air
- Terpisah dari rumah dengan jarak dari rumah minimal 5 meter
- Sirkulasi udara dalam kandang baik
a. Kandang Anak Itik (umur 1 hari s/d 4 minggu)
Kandang dapat dipilih dengan sistim Litter atau berlantai Kawat / Kandang Box.
Kandang box dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 50 cm dengan
ketinggian dari lantai 25 cm. didalam box dilengkapi dengan lampu 40 – 60 watt, tempat
pakan dan minum dengan kepadatan 20 s/d 40 ekor / m2. selain dikandangkan didalam box,
anak Itik bisa juga dikandang postal yang dilengkapi dengan pemanas atau induk buatan
(Brooder).
Gambar : Kandang Box
b. Kandang Itik Dara (umur 1 bulan s/d 5 bulan)
Kandang Itik dara dapat dibuat sistim Litter atau sistim Kisi / Kawat, semua dinding dibuat
setengah terbuka, didalam kandang harus dilengkapi dengan tempat pakan dan minum dan
yang paling penting harus diperhatikan daya tampungnya, dimana untuk Itik dara luas
kandang yang diperlukan yaitu setiap 1 m2 dapat diisi sebanyak 8 ekor.
c. Kandang Itik Dewasa (umur 5 bulan keatas)
- Kandang Itik dewasa dibuat tergantung cara pemeliharaan Itik, dibuat dengan sistim
Litter atau Kisi, kandang Litter terutama digunakan untuk itik penghasil telur tetas.
- Pemeliharaan Itik cara dikurung untuk kandang seluas 1 m2 digunakan 5 ekor Itik
dewasa, dan 1 m2 halaman umbaran / ekor itik dewasa.
- Halaman kandang Itik diberi pagar di sekelilingnya agar Itik tidak berkeliaran.
- Di dalam pagar di bagian ujung dibuat kolam minimal seluas 1 m2 untuk 20 ekor Itik dengan
kedalaman ± 40 cm. Kolam dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dikeringkan untuk
dibersihkan, dan sebaiknya bisa mengalir, karena digunakan untuk mandi dan minum Itik.
Itik mempunyai kebiasaan pada waktu makan sering pergi ke tempat minum, oleh karena
itu tempat makan diusahakan dekat dengan kolam air.
BAB III
PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN SERTA AIR
Pakan
Bahan pakan yang digunakan untuk ternak itik sebaiknya murah, tidak beracun, tidak asin, kering, tidak berjamur, tidak busuk / bau / apek, tidak menggumpal, mudah diperoleh dan Palatable (disukai oleh ternak).
Kebutuhan gizi untuk ternak itik pada berbagai periode umur dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel. 2 : Kebutuhan Gizi Untuk Ternak Itik
Sumber : BALITNAK - Ciawi, Bogor
Contoh susunan ransum untuk ternak itik pada berbagai periode umur disajikan pada Tabel. 3 sebagai berikut :
Tabel. 3 : Contoh Susunan Ransum Ternak Itik
Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada ternak itik disesuaikan dengan kebutuhan ternak itik itu sendiri sesuai umurnya. Berikut ini kebutuhan pakan ternak itik berdasarkan umurnya disajikan pada Tabel. 5 sebagai berikut :
Tabel. 5 : Kebutuhan Pakan Pada Ternak Itik
Kebutuhan Air Untuk Ternak Itik
Air adalah kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh jenis ternak. Misalnya ayam tanpa air minum akan lebih menderita dan bahkan lebih cepat mati dibandingkan ayam tanpa makan.
Mutu air sering diabaikan oleh peternak karena kenyataan yang mereka lihat yaitu ternak itik mencari makan dan minum di tempat kotor seperti di kali atau sungai, sawah, bahkan selokan. Air juga dapat berfungsi sebagai sumber mineral seperti Natrium, Magnesium, dan Sulfur. Oleh karena itu mutu air akan menentukan tingkat kesehatan ternak itik.
Air harus bersih, sejuk dengan keasaman (pH) antara 5-7, tidak berbau, tawar dan tidak beracun. Kebutuhan air untuk itik diperkirakan sebanyak 2 kali dari kebutuhan pakan / ekor / hari dan harus selalu tersedia.
BAB IV
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Penyakit Pada Ternak Itik
Selama ini itik terkenal sangat tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam, sehingga dalam usaha peternakan itik masalah penyakit biasanya tidak terlalu menonjol. Penyakit utama yang bisa timbul dalam peternakan itik adalah Kolera dan Aflatoksikosis yang menyerang itik dara maupun dewasa. Penyakit Kolera disebabkan oleh bakteri dan dapat menular ke jenis unggas lain. Pada bentuk akut, itik terlihat sangat lesu, Anoreksia (tidak mau makan), keluar cairan dari hidung dan mulut, dan akhirnya mati. Sedangkan bentuk kronis ditandai dengan adanya gangguan pernapasan dan syaraf, radang persendian serta pembengkakan pada balung dan pial.
Penyakit yang lain disebut Aflatoksikosis karena disebabkan oleh racun Aflatoksin yang dihasilkan oleh cendawan Aspergillus Flavus yang tumbuh subur di daerah tropis dengan kelembaban tinggi, terutama pada bahan pakan seperti jagung, kedele, kacang tanah dan biji-bijian lain. Gejala itik yang keracunan Aflatoksin adalah lemah, Anoreksia (tidak mau makan), bulu kusam, terjadi kelumpuhan dan akhirnya mati. Bila dibedah ditemukan pendarahan dan cairan pada rongga perut. Hati membesar bisa sampai lima kali ukuran normal dengan warna putih kekuning-kuningan dan mengeras.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Program pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit dilaksanakan secara teratur, antara lain :
a. Melaksanakan sanitasi kandang, peralatan kandang dan lingkungan kandang
b. Melaksanakan pengobatan ternak sakit dengan cepat dan tepat
c. Vaksinasi AI pada umur 21 hari dan diulangi setiap 4 bulan sekali
d. Dilaksanakan pemberian obat cacing setiap 4 bulan sekali
e. Melaksanakan program Biosekuriti
BAB V
SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK ITIK
SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK ITIK
Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan sistem pemeliharaan ternak itik yang benar sesuai dengan tahapan pertumbuhan ternak itik :
a. Bahan dan bentuk kandang.
b. Tatalaksana pemeliharaan.
c. Jenis dan bahan pakan ternak serta cara pemberian pakan.
1. Pemeliharaan Ternak Itik Anak
Umur 0-8 minggu
- Kandang panggung dari kawat dengan alas bahan lunak atau kandang dengan bentuk postal.
- Kepadatan 10-25 ekor per m2.
- Fasilitas lampu pemanas.
- Pakan dan air selalu tersedia.
2. Pemeliharaan Ternak Itik Dara (Pertumbuhan)
Umur 8-20 minggu
- Kandang kelompok.
- Bahan lantai terbuat dari semen atau tanah yang dipadatkan dengan diberi campuran pasir
dan kapur.
- Saluran air dangkal untuk minum dan membersihkan badan.
- Kepadatan 6-8 ekor per m2.
- Air minum tersedia terus menerus.
- Pemberian pakan 2 atau 3 kali sehari.
- Bobot badan ideal tidak melebihi 1,6 kg.
3. Pemeliharaan Ternak Itik Dewasa (Masa Produksi)
Umur 20 minggu keatas
- Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun.
- Kandang Litter (tidur dan bertelur) dan kandang lantai (bermain).
- Lantai Litter dialasi campuran pasir dan kapur dan ditutup dengan kulir padi atau jerami.
- Tersedia saluran air dangkal untuk minum, membersihkan bulu dan mempertahankan suhu
tubuh.
- Kepadatan 4 ekor per m2.
- Air minum selalu tersedia.
- Pemberian pakan 2 atau 3 kali sehari.
- Pengambilan telur di pagi hari.
- Jaga kebersihan tempat pakan, tempat minum dan lantai kandang.
- Cahaya lampu kecil.
- Tersedia obat anti stress.
|